Mojosari-bjn.desa.id. Tingginya curah hujan di wilayah Desa Mojosari, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur pada awal bulan Maret tak ayal membuat petani resah. Curah hujan yang tinggi membuat gabah yang dijemur tidak kunjung kering. Sehingga kualitas beras yang dihasilkan petani kurang maksimal dan berdampak pada jatuhnya harga komoditas ini dipasaran.
Ditemui disela pengambilan sample hasil panen warga pada hari Rabu (7/3/2018), Petugas dari UPT Dinas Pertanian Kecamatan Kepohbaru, Gatot Wahyudi menandaskan bahwa curah hujan yang tinggi ini disebabkan oleh angin La Nina yang bersifat sangat basah. Sehingga diperkirakan hingga awal April curah hujan tinggi ini akan terus menerus terjadi. Gatot menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dalam hal ini melalui UPT Dinas Pertanian menghimbau agar warga Bojonegoro merespon hal ini dengan tenang dan melakukan aktifitas pengeringan gabah di dalam rumah dan tidak menempatkan gabah basah tetap didalam karung, hal ini harus dilakukan agar kualitas gabah tetap terjaga.
Fahrurrozi (45), Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Mojosari saat dihubungi via whatsapp Kamis (8/3/2018) mengatakan bahwa tingginya curah hujan pada akhir Februari hingga awal Maret ini sangat berpengaruh kepada para petani. Dampak paling berat dirasakan oleh petani yang memanen padi miliknya pada pertengahan bulan Maret karena curah hujan sedang pada saat ini pada kondisi tertinggi dan berlangsung sepanjang hari. Sehingga jika kondisi ini dibiarkan harga beras akan jatuh dan petani akan merugi. Mengakhiri pesan singkatnya Fahrurrozi mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro diminta oleh anggota Kelompok Tani Makmur agar mempercepat realisasi pemberian bantuan alat pengering padi, sehingga dampak dari tingginya curah hujan akan dapat diminimalisasi. (Cat/webdes Mojosari)