Home » Berita » Bawang Merah: Harapan Baru Petani Mojosari

Bawang Merah: Harapan Baru Petani Mojosari

Oleh

Desa Mojosari

Tanaman Bawang Merah Milik Petani Mojosari

Mojosari-bjn.desa.id. Bawang merah yang semula menjadi komoditas andalan wilayah Kabupaten Nganjuk kini mulai dilirik oleh para petani di Desa Mojosari. Pasalnya hortikultura ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini karena harga komoditas bahan pelengkap masakan ini cenderung mahal di pasaran, apalagi menjelang momen bulan ramadhan dan idul fitri harga bawang merah terkerek naik. Selain itu masa tunggu panen yang relatif pendek menjadi pertimbangan petani. Berbeda dengan padi yang harus menunggu kurang lebih 90 hari. Bawang merah sudah dapat dinikmati hasil panennya hanya dalam kurun waktu 50 hari saja.

Ditemui Senin (05/03/2018) disela kunjungannya ke Desa Mojosari terkait sosialisasi aplikasi HARA berbasis android, Basuki (50), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari UPT Dinas Pertanian Kecamatan Kepohbaru mengungkapkan bahwa lahan mojosari sangat potensial untuk tanaman bawang merah. Hal ini karena lahan pertanian di Mojosari tidak rawan hama, seperti beberapa desa di Kecamatan Kedungadem yang menjadi endemik beberpa jenis hama tanaman bawang merah. “Lahan Mojosari sangat cocok untuk ditanami bawang merah, sangat prospektif untuk menyaingi Kedungadem”, ungkapnya. “Bahkan sekarang petani Mojosari pun sudah ada yang berhasil membudidayakan dan meraup untung dari hasil bawang merah ini, hanya saja hal ini belum dicontoh oleh petani lain yang bertahan dengan tanaman pangan jenis padi. Namun hal ini harus dibarengi dengan tingkat pengetahuan petani tentang teknik bertanam bawang merah yang benar”, lebih jauh Basuki mengatakan “Kami dari UPT Dinas Pertanian Kabupaten dan Kecamatan akan selalu siap membantu petani Mojosari terkait pembudidayaan bawang merah. Seperti pada tahun lalu beberapa petani bawang merah di Mojosari mendapat bantuan bibit unggul penangkaran Dinas Pertanian”, Ujarnya menutup wawancara.

Rabu (07/03/2018) redaksi sempat mewawancarai Suhadak (45) seorang petani bawang merah yang boleh dibilang sukses asal Desa Mojosari. Lelaki yang juga berprofesi sebagai Kasi Pelayanan di Pemerintah Desa Mojosari ini mengungkapkan bahwa dirinya sudah sejak 2010 bertanam bawang merah. “Sejak lama saya membudidayakan tanaman bawang merah dengan berbagai teknik, alhamdulillah, hasilnya baik dan sangat membantu perekonomian keluarga saya.” Disinggung mengenai tips bertanam bawang merah Suhadak mengungkapkan bahwa pengolahan tanah, pemilihan bibit, pengobatan dengan insektisida, serta faktor cuaca dan ketersediaan air menjadi hal yang harus diperhatikan. “ Pokoke harus serius, jangan main-main kalau mau berhasil membudidayakan bawang merah. Jangan memberi perawatan yang ala kadarnya. Mutu bawang merah bisa jatuh dan harganya anjlok dipasaran.”, pungkasnya. Suhadak dan beberapa petani lain di Mojosari patut bersyukur karena pada beberapa kali musim tanam ini sellu mendapat keuntungan yang signifikan. Beberapa sumber menyebutkan keuntungan yang didapat hampir seratus persen bahkan lebih jika hasil panennya baik dan tidak berpenyakit. Wow….petani mana yang tidak tergiur???? (Cat/Webdes)

Share:

Tinggalkan komentar